l.
PENDAHULUAN
1.1 Latar bidang masalah
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat
ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama,
penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi,
tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek
pertanian di samping faktor lain.
Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh
penyakit 35 %, hama 33 %, gulma 28 % dan nematoda 4 % dari kerugian total. Di
negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi
juga mempengaruhi persediaan pangan duniaTanaman perkebunan juga mudah
terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda.
Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha
tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup
pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa
sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi dari pada yang lain
(misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang
lebih besar.
Gulma menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan tanaman
pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy,
mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama
dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas air.
Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah
salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari
Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi,
tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak
maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal
lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan
minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun
kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem
perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah
penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman
hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga
apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini
menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga.
A. Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan
endospperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning,
hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat
pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula
yang bundar atau bulat agak pipih.
B. Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup.
Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah.
Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau
yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga
ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat
digunakan sebagai sayuran (tauge).
C. Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan
tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara
dan air.
Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120
cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air
maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya
bintil-bintil akar.
Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen
Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada
tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15
– 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung
dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai
setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
D. Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang,
tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak
bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas
(semi-indeterminate), tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan
mengakhiri pertumbuhan meninggi.
Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang
bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak
terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan
terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil
dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua
tipe lainnya.
E. Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan
dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga
kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas
batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong
walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok
sebelum membentuk polong.
F. Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250
polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu.
Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan
berubah menjadi kehitaman.
G. Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun
tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu
dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk.
1.2 Maksut dan tujuan
Untuk menentukan jenis gulma apa saja
yang ada pada areal tanaman kacang tanah.ü
Apa persaingan gulma dengan kacang tanah
tidak tergnggu.ü
Pengendalian apa yang lakukan jika gulma
sudah banyak di areal tanaman kacang tanah.ü
Untuk mengetahui masalah kendala
mengatasi pengendalian gulma pada kacang kedelai.ü
ll. Gulma-gulma yang sering ditemui di areal kacang kedelai
2.1 Gulma Rumput-rumputan(Leguminosae)
Rumput kacang kacangan (Leguminosae) merambat berbunga kuning yang merupakan
saudara dari tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) ini memang sedang trend
sebagai tanaman penutup tanah (cover crop). Gulma ini tidak asing dan sering
kita jumpai pada areal tanaman kacang kedelai, Jenis gulma ini biasanya
digunakan sebagai makan sapi.
Gambar 1: Rumput kacang kacangan (Leguminosae)
2.2 Gulma teki-tekian
Gulma ini sangant menghambat pertumbuhan tanaman kacang kedelai karna gulma ini
banyak mengambil unsur hara dalam tanah. Kacang kedelai biasa nya sangat
cendrung terhadap gulma dan itu akan menghambat pertumbuhan tanaman kacang
kedelai untuk melakukan pembungaan dan bisa menurunkan produksi pada tanaman
kacang kedelai.
Gambar 2 : (Gulma teki)
2.3 Gulma padi-padian
Jenis gulma ini tidak asing lagi bagi kita karna setiap lahan kosong atau areal
yang sedilit subur makan gulma ini sangat suka sekali, apa lagi pada areal
tanaman kacang kedelai gulma ini mampucepat bersaing terhadap tanaman untuk
pertumbuhan seperti perebutan unsurhara, cahaya matahari air dan lain-lain.
Gulma ini sangat susah mati nya jika tidak dicabut maka gulma ini akan tumbuh
lagi dengan umbi yang tertinggal.
Kacang kedelai biasanya sangat anti dengan adanya pertumbuhan gulma disekitar
areal tanam apa lagi untuk memperebutkan makanan dengan gulma-gulma tanaman
tidak mampu bersain dengan cepat, jika tanaman lambat bersaing dengan gulama
maka tanaman akan mengalami penurunan produksi.
Gambar 3: (gulma padi-padian)
III. Aplikasi pengendalian Gulma pada tanaman kacang tanah
3.1 Tindakan Pencegahan Gulma
Tindakan pencegahan (prevention) adalah tindakan yang bertujuan untuk membatasi
atau mengurangi pertumbuhan dan penyebaran gulma sehingga usaha pengendalian
terhadap gulma yang tumbuh menjadi seminimal mungkin atau tidak perlu dilakukan
(ditiadakan).
Tindakan pencegahan didasarkan pada tahapan perkembangan gulma yaitu perkecambahan,
pertumbuhan, pendewasaan, dan reproduksi. Berdasarkan tahapan tersebut,
pendekatan pencegahan gulma meliputi mengurangi jumlah propagule yang
diproduksi gulma, mengurangi jumlah gulma yang berkecambah, dan meminimalkan
kompetisi yang terjadi antara tanaman dan gulma.
Beberapa tindakan pencegahan yang dianjurkan antara lain : pengolahan tanah
sebelum tanam, pergiliran tanaman, penggunaan benih bersertifikat, sistem
pertanaman, pemrosesan makanan ternak yang berasal dari hasil tanaman, penggunaan
pupuk kandang yang telah mengalami proses fermentasi sempurna, mencegah ternak
maupun alat-alat pertanian sebagai sarana penyebar biji gulma berbahaya, dan
lainnya.
3.2 Pengolahan tanah sebelum tanam
Secara ekologi, pengolahan tanah mempengaruhi lingkungan fisik gulma dalam
ekosistem gulma-tanaman. Pengolahan tanah mempengaruhi faktor-faktor penting
bagi pertumbuhan gulma seperti regrowth dan seed bank. Pengolahan tanah sebelum
penanaman dipandang sebagai tindakan pencegahan. Simpanan biji-biji gulma di
dalam tanah (seed bank) berada dalam kondisi dorman (dormansi sekunder).
Simpanan biji-biji gulma tersebut tidak dapat berkecambah karena kondisi
lingkungan tanah yang tidak mendukung perkecambahan. Hasil penelitian (Chozin,
1987) pada gulma Cyperus iria L. Dan Cyperus microiria Steud menunjukkan bahwa
dormansi sekunder pada gulma tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan
seperti suhu, kondisi penyimpanan, level air tanah dan fotoperiod. Pengolahan
tanah menyebabkan biji-biji gulma di dalam tanah muncul ke permukaan tanah dan
berkecambah.
Selanjutnya, gulma yang berkecambah dan tumbuh pada lahan pertanaman
dikendalikan dengan cara manual atau dengan metode pengendalian lainnya
sehingga tidak memberi kesempatan gulma untuk berkembangbiak.
Dengan tindakan pengolahan tanah yang berulang, semakin lama simpanan biji-biji
gulma di dalam tanah semakin berkurang dan pada akhirnya gulma tersebut berada
di bawah batas ekonomi pengendalian. Pengolahan tanah menyebabkan gulma-gulma
yang hidup lebih dari satu tahun atau dua tahun terpotong-potong dan terbenam
di dalam tanah.
Ukuran propagul menjadi kecil-kecil dan tidak cukup untuk perkembangbiakan
akibat cadangan karbohidrat gulma semakin menipis bahkan habis akibat
terpotongpotong oleh aktivitas pengolahan tanah. Tunas-tunas baru yang muncul
dari sistem perakaran atau rhizoma gulma juga terkendalikan dengan pengolahan
tanah.
Metode pengolahan tanah dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan gulma
pada suatu pertanaman. Hasil penelitian Pramuhadi (2005) menunjukkan bahwa
penutupan gulma dan bobot kering gulma pada pertanaman tebu cenderung meningkat
dengan bertambahnya intensitas penggaruan tanah, tetapi cenderung menurun
dengan bertambahnya intensitas pembajakan tanah, terutama pembajakan dengan
bajak singkal.
Gulma kalah bersaing dengan tebu pada kondisi densitas dan tahanan penetrasi
tanah yang rendah. Metodepengolahan tanah dengan intensitas pengolahan tanah
minimum yang menghasilkan densitas dan tahanan penetrasi sebesar 1.2 - 1.3 g/cc
dan 6.0 - 14.0 kgf/cm2 menyebabkan pertumbuhan gulma menjadi tertekan.
3.3 Pemrosesan pakan ternak
Pakan ternak yang berasal dari hasil tanaman sering tercampur dengan biji atau
propagul gulma. Biji atau propagul gulma tersebut dapat tumbuh di lokasi tempat
ternak berada apabila pakan tersebut tidak diproses secara sempurna. Sebagai
contoh, jerami padi yang tanpa melalui proses digunakan sebagai pakan ternak
sapi. Jerami tersebut mungkin membawa biji-biji gulma dan biji gulma itu
akhirnya tumbuh di tempat peternakan berada.
Penggunaan pupuk kandang Untuk mencegah penyebaran biji gulma pada lingkungan
pertanian, harus dicegah penggunaan pupuk kandang yang belum mengalami proses
fermentasi yang sempurna. Biji-biji gulma biasanya terbawa pada pakan ternak
dan terbuang bersama kotoran ternak.
Apabila proses fermentasi dalam pembuatan pupuk Pengendalian Gulma. pupuk
kandang tersebut belum sempurna, maka biji-biji yang terbawa tersebut dapat
tumbuh menjadi gulma pada lahan pertanian yang menggunakan pupuk kandang
tersebut.
3.4 Pengendalian Gulma secara Mekanis
Pengendalian gulma merupakan suatu usaha untuk membatasi atau menekan infestasi
gulma sampai tingkat tertentu sehingga pengusahaan tanaman budidaya menjadi
produktif dan efisien. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis,
kultur teknis, biologis (hayati), kimia (penggunaan herbisida), dan
terintegrasi (terpadu). Tindakan pencegahan dan pengendalian bersifat
komplementer.
Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma dengan
menggunakan alat-alat sederhana hingga alat-alat mekanis berat untuk merusak
atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik. Berdasarkan alat yang digunakan,
pengendalian secara mekanis dibedakan menjadi :
1. Manual (tenaga manusia) : tanpa alat / alat-alat sederhana seperti parang,
arit, kored, dll.
2. Semi mekanis : tenaga manusia memakai mesin ringan seperti mower (pemotong
rumput).
3. Mekanis penuh memakai alat-alat mesin berat seperti traktor besar, dll.
Berikut adalah beberapa contoh tindakan pengendalian mekanis yang biasa
dilakukan.
Tindakan mencabut gulma merupakan pengendalian gulma secara manual.
Pengendalian gulma dengan cara mencabut gulma lebih sesuai untuk gulma setahun,
tidak efektif dan sukar dilaksanakan terhadap gulma yang mempunyai rhizoma,
stolon atau umbi, karena bagian-bagian tersebut segera dapat tumbuh kembali
membentuk tumbuhan baru.
Pengendalian gulma dengan cara mencabut Pengendalian Gulma. gulma memerlukan
tenaga menusia dan waktu yang banyak. Namun demikian, tindakan mencabut gulma
menimbulkan gangguan yang minim terhadap tanaman. Pada percobaan-percobaan
pengendalian gulma, tindakan mencabut gulma biasanya digunakan sebagai
perlakuan pembanding.
Membabat gulma / memangkas / mowing Berdasarkan aspek konservasi tanah dan
pencegahan erosi, pembabatan/pemangkasan gulma merupakan cara yang lebih baik
dibandingkan dengan berbagai cara lainnya. Waktu pelaksanaannya disesuaikan
dengan sifat gulma yang dihadapi, terutama dikaitkan dengan masa pembentukan
biji gulma.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Gulma menimbulkan kerugian-kerugian pada tanaman kacang kedelai karena
mengadakan persaingan dengan tanaman pokok, mengotori kualitas produksi
pertanian, menimbulkan allelopathy, mengganggu kelancaran pekerjaan para
petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan
manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian dan menurunkan kualitas dan
kuantitaskacang kedelai.
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa
untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan
penyebab terjadinya kompetisi persaingan untuk memperebutkan kebutuhan seperti
makanan, cahaya, air.
4.2 Saran
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara preventif,
misalnya dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji
gulma, pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, pencegahan
pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumputan makanan ternak,
pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan,
pembersihan ternak yang akan diangkut, pencegahan pengangkutan tanaman berikut
tanahnya dan pada kacang kedelai harus dengan intensif karna akan bisa
menurunkan produksi pada kacang kedelai.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://id.shvoong.comConvolvulus arvensis, Monochoria vaginalis,
Limnocharis flava gulma 2006 .
Agrios, G.N. 1997. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press, New York.
Ilmu Gulma. (Sitepu dan Asman 1989; Radhakrishan et al. 1997; Asman et al.
1998; Supriadi et al.2000; Nasrun 2005).